Beberapa tahun belakangan ini, industri gim sepakbola didominasi oleh gim besutan perusahaan EA Sport asal Finlandia dan Konami asal Jepang. EA Sport mengeluarkan gim FIFA, sedangkan Konami mengeluarkan gim PES (Pro Evolution Soccer). Kedua perusahaan ini selalu bersaing dalam melakukan inovasi dari mulai detail grafik hingga detail gameplay.
Sejak merilis sekuel FIFA 10, penjualan keping DVD gim besutan EA Sport ini selalu unggul dari PES. Nama besar Konami yang sudah lebih populer dengan gim Winning Eleven --Winning Eleven kini bernama Pro Evolution Soccer-- di era konsol playstation 1, tidak mampu menyaingi penjualan gim FIFA. Terlebih, menurut statistik dari jagatplay.com, penjualan copy DVD FIFA di tahun 2017 melebih PES hingga 40 kali lipat. EA Sport berhasil menjual lebih dari 1,1 juta kopi FIFA 17 untuk minggu pertama, sementara PES 2017 bahkan tak bisa menyentuh angka 50.000.
Untuk urusan membandingkan gameplay dan grafik gim, masing-masing individu pasti memiliki penilaian sendiri. Karena masing-masing dari FIFA dan PES memiliki penggemarnya sendiri. Apapun debat penggemar soal gameplay dan grafik dari FIFA ataupun PES, statistik penjualan sudah membuktikan siapa "raja" di industri gim sepak bola di dunia. Penulis sendiri cendrung lebih menyukai FIFA. Lalu, apa yang membuat FIFA lebih unggul dibandingkan PES? Penulis coba menelaah apa yang menjadi fitur unggulan FIFA, terutama fitur di sekuel FIFA 17.
Pertama adalah masalah lisensi. Dibandingkan PES, FIFA lebih banyak "mengantongi" lisensi klub sepakbola, stadiun sepakbola, hingga lisensi liga sepakbola. Di FIFA 17, kita sebagai gamers dapat menikmati liga inggris dari Premier League hingga divisi 4 liga inggris, Football League 2. Gim besutan perusahaan Finlandia ini pun memiliki lisensi stadion semua klub di Premier League.
Berbanding terbalik dengan PES. Klub sepakbola sebesar Chelsea F.C. pun tidak berlisensi, sehingga mengharuskan PES menggunakan nama "London Blue" untuk Chelsea. Biasanya para pemain gim PES akan mencari Patch (update-an) agar nama klub serta logo klub sepakbola menjadi sepeti asli (London Blue jadi Chelsea FC). Salah satu keunggulan lisensi PES hanyalah lisensi Champions League, European League, dan Copa de America.
Kedua, untuk masalah grafik, kini FIFA 17 dapat menyaingi PES 2017. Di sekuel FIFA 17 ini, tampilan wajah FIFA 17 tidak akan tampak seperti boneka, dikarenakan telah mengganti engine gim dari Ignite ke Frostbite. Frostbite sendiri telah dipakai oleh gim sebesar Battlefield. Ini yang membuat konsumen penasaran, karena di gim battlefield, semua grafik terasa nyata. Detail wajah hingga keringat terlihat sangat nyata. Yang menjadi kendala hanya konsumen harus menyiapkan konsol atau pc dengan spesifikasi tinggi. Meningkatnya grafik dan gameplay akan membutuhkan spesifikasi yang tinggi.
Ketiga, alasan mengapa peminat FIFA semakin meningkat adalah ditambahkan fitur The Journey yang menampilkan Alex Hunter. Penggemar FIFA akan disuguhkan dengan pengalaman baru, dimana fitur ini akan membawa kita bermain sebagai seorang anak kecil yang ingin menjadi sepakbola terkenal seperti kakeknya, Jim Hunter. Kita akan masuk ke dalam cerita alex hunter dari dia masih duduk di sekolah dasar hingga sukses bersama sebuah klub professional.
Disaat FIFA terus berkembang memuaskan konsumen, justru dipihak konsumen PES banyak yang mengeluhkan gameplay PES sekuel beberapa tahun belakangan ini. Penulis menarik kesimpulan, bahwa FIFA kini jauh lebih unggul masalah fitur. Penulis pun lebih senang memainkan FIFA meskipun berat mengikuti perkembangan spesifikasi FIFA. Penulis beropini bahwa PES hanya cocok sebagai alternatif jika anda tidak memiliki konsol atau pc dengan spek mencukupi. Namun semua kembali kepada anda. Anda sendiri lebih tertarik dengan FIFA atau PES?